Cerpen Kehidupan Kisah Nyata " TOYOL"
Cerita pendek kehidupan nyata yang menarik untuk dibaca, bisa menjadi pembelajaran hidup untuk kita semua. Bagi kalian yang memang hobi baca cerpen kehidupan, tidak ada salahnya meluangkan waktu sejenak untuk membaca cerpen kehidupan karya Mas Gacus yang ceritanya di ambil dari kisah nyata Yuk langsung saja kita simak salah satu cerita kehidupan di bawah ini :
Mbah, pokoknya harus menunjukkan siapa orangnya ?!
Ini kuhitung sudah yang ke enam kalinya duitku hilang di curi toyol ,belum lagi tetangga yang lain juga lhoh.
Ini namanya sudah kebangetan banget, saya sudah tidak bisa maklum lagi sekarang ini.
Heh heh heh heh, Mbah Parno dukun sakti dari lereng Sindoro itu terkekeh mendengar pengaduanku.
Mas Dika serius mau tahu orangnya ya ???
baiklah itu urusan kecil bagi mbah.
Aku merasa lega dengan jawaban mbah Parno barusan.
Bau dupa kemenyan menyengak hidung,sekuat upaya aku menahan batuk. Sementara ku lihat Dukun itu masih komat kamit membaca mantera. Sekali sekali juga memercikkan air kembang ke kepalaku, sialan batinku.
Selesai mas,sekarang mas pejamkan mata konsentrasi nanti pemilik Toyol itu pasti datang menghampiri masuk ke pikiran mas Dika.
Aku menuruti saja perintah dukun itu dan mulai berkonsentrasi penuh memeditasi pikiranku.
Dag dig dug derrr, Ketemu mbah !!!!
Entah kenapa tiba-tiba aku kepikiran seorang nama H A S A N. Tetangga yang rumahnya tak jauh dari rumahku, penjual jajanan anak keliling.
Terbesit sedikit keraguan juga sebenarnya, tetapi pikiranku terus menuju sosok Hasan itu.
Pikirku kemudian. pantesan sebulan yang lalu dia bisa beli motor, kemudian beliin sepeda bmx anaknya, belum lagi belum lama ini istrinya kelihatan juga memakai cincin emas.
Mbah Parno terkekeh kembali, mas Dika yakin??
Tak salah lagi mbah bener itu dia orangnya...
Baiklah Mas, ini air kembang siramkan di halaman rumahnya dan tunggulah malam Jumat besok tengah malam Toyol itu pasti keluar.
Iya mbah, terima kasih banyak.
Saya langsung pulang sambil salaman ngasih amplop uang ke Mbah Parno dan hatiku merasa puas.
Sampai dirumah kuceritakan oleh-oleh dari mbah tadi pada istriku.
Jangan su'udzan dulu mas belum tentu kebenarannya lhoh, bisa-bisa menimbulkan fitnah.
Tapi memang benar kok Dik, mbah Dukun itu kelihatannya meramal dengan tepat.
Nanti malam Jumat Toyol itu akan saya tangkap. Sambungku kemudian, sambil nyruput kopi panas buatan istriku.
Bisik kanan bisik kiri satu persatu tetangga mulai ku kasih tahu, banyak sebelumnya yang tidak yakin tetapi semua kuyakinkan kalau Toyol itu benar adanya dan malam Jumat nanti keluar pasti dari rumah Hasan.
Nada sumbang tentang si Hasan pemelihara toyol mulai ramai seantero kampung, disana sini sebagai bahan perbincangan.
Kamis sore pak Kepala Dusun ditemani dua orang tokoh kampung sengaja datang ke rumah, beliau berkeinginan juga membuktikan kebenaran cerita tentang Hasan.
Iya Pak, jawabku. Nanti setelah air kembang dari mbah Dukun ini saya siramkan, boleh kita sama-sama lihat apa yang terjadi tepat tengah malam nanti.
Jam ditangan menunjukan pukul 11.30 malam, saya juga Pak Kadus dan dua orang Tokoh Desa mulai tidak berkedip mengawasi rumah Hasan secara diam-diam. Suasana kampung sangatlah sunyi,sesekali terdengar suara anjing menggong menambah suasana semakin serem. Andai saja kami tidak berempat pasti aku tak tahan menahan rasa takut kesunyian malam.
Mana ya kok belum muncul....,Seorang berbisik lirih. Sabarlah dulu sebentar lagi mungkin....,Seorang yang lain menyambung.
Tengah malam telah lewat, jam menunjukan hampir jam satu tiba-tiba kami dikagetkan suara derit pintu rumah Hasan dibuka dari dalam.
Ditengah kegelapan, mata kami sama-sama lebih melotot agar jelas melihat apa yang terjadi. Detak jantung menjadi kencang manakala kami melihat Hasan membuka pintu keluar rumah, Ayo buruan keluar, terdengar meski lirih suara hasan memerintah sesuatu dari dalam..
Ealahhhhh kami semua terkejut!?!?!?
Lhoh Toyolnya mana??
Yang ikut keluar kok bukan Toyol ya,kok malah istrinya. Yang kemudian mengunci lagi pintu rumah dari luar. Menjinjing sesuatu yang tidak jelas terlihat dari mata kami berempat.
Kami saling berpandangan heran. Hasan dan istrinya berjalan membelah kegelapan malam, Saya dan juga yang lain yang memang sudah penasaran mencoba mengikuti mereka dari kejauhan.. Berhati-hati sekali agar tidak menimbulkan kecurigaan Hasan dan istrinya.
Kami dibuat keheranan yang kesekian kalinya, kok Hasannya menuju masjid ya mas Dika, Pak Kadus yang kelihatan paling heran mencoba bertanya.
Rupa rupanya selembar sajadah yang dibawa istrinya tadi.
Aneh sekali ini, pasti ini ritualnya diawali dari masjid. Jawab saya kemudian; Ini terlalu parah Pak, penistaan Agama namanya sambungku lagi.
Semua manggut-manggut seakan mengiyakan kalimat saya barusan.
Lima belas menit kami berempat menunggu yang terjadi kemudian, si Hasan nampak belum keluar dari dalam masjid. Sepakat kami memberanikan diri melihat lebih dekat lagi apa yang dilakukan mereka di dalam sana.
Dari balik jendela masjid kami sama-sama melongo melihat Hasan dan istrinya sepertinya lagi melafaskan bacaan Wirid selepas mereka menjalankan Shalat Tahajud.
Semenit kemudian Pak kadus dan lainnya pergi tanpa sepatah katapun, memang tidak ada sesuatu yang aneh yang dikerjakan Hasan dan istrinya di dalam Masjid Mereka terlihat begitu khusuk.
Istriku ternyata belum tidur,menantiku pulang dengan perasaan cemas.
Bagaimana Mas, terlihat Toyolnya? Istriku bertanya dengan nada serius.
Saya hanya menggeleng kepala.
Apa ya yang salah dengan syarat dari Mbah Parno kemarin itu ya kok Toyol Hasan tidak kelihatam muncul, gumanku kemudian.
Seminggu telah berlalu. kudapati istriku pulang belanja Menangis sesenggukan sambil mendekapku erat sekali.
Ada apa ini dik, saya mencoba menananyakan apa yang terjadi. Tangis Istriku semakin menjadi, dengan kalimat yang berat...
Mas, sepertinya aku tidak kerasan lagi tinggal di kampung ini..
semua orang menggunjing kita bahkan tadi Bu Kadus terang-terangan ngomong kalau kita itu memelihara toyol mas.
Dug,,,, mendengar itu jantungku seakan berhenti,lemas seakan otot ototku pada hilang.
Kok malah mereka sekarang jadi menuduh kita ya..
Campur baur berkecamuk perasaannku saat itu,
aku telah menuai sendiri akibat buruk dari Fitnah yang pernah ku tebarkan sendiri pada Hasan dan keluarga
Cerpen : Mas gacus
Gambar : www.pexels.com
TOYOL |
Mbah, pokoknya harus menunjukkan siapa orangnya ?!
Ini kuhitung sudah yang ke enam kalinya duitku hilang di curi toyol ,belum lagi tetangga yang lain juga lhoh.
Ini namanya sudah kebangetan banget, saya sudah tidak bisa maklum lagi sekarang ini.
Heh heh heh heh, Mbah Parno dukun sakti dari lereng Sindoro itu terkekeh mendengar pengaduanku.
Mas Dika serius mau tahu orangnya ya ???
baiklah itu urusan kecil bagi mbah.
Aku merasa lega dengan jawaban mbah Parno barusan.
Bau dupa kemenyan menyengak hidung,sekuat upaya aku menahan batuk. Sementara ku lihat Dukun itu masih komat kamit membaca mantera. Sekali sekali juga memercikkan air kembang ke kepalaku, sialan batinku.
Selesai mas,sekarang mas pejamkan mata konsentrasi nanti pemilik Toyol itu pasti datang menghampiri masuk ke pikiran mas Dika.
Aku menuruti saja perintah dukun itu dan mulai berkonsentrasi penuh memeditasi pikiranku.
Dag dig dug derrr, Ketemu mbah !!!!
Entah kenapa tiba-tiba aku kepikiran seorang nama H A S A N. Tetangga yang rumahnya tak jauh dari rumahku, penjual jajanan anak keliling.
Terbesit sedikit keraguan juga sebenarnya, tetapi pikiranku terus menuju sosok Hasan itu.
Pikirku kemudian. pantesan sebulan yang lalu dia bisa beli motor, kemudian beliin sepeda bmx anaknya, belum lagi belum lama ini istrinya kelihatan juga memakai cincin emas.
Mbah Parno terkekeh kembali, mas Dika yakin??
Tak salah lagi mbah bener itu dia orangnya...
Baiklah Mas, ini air kembang siramkan di halaman rumahnya dan tunggulah malam Jumat besok tengah malam Toyol itu pasti keluar.
Iya mbah, terima kasih banyak.
Saya langsung pulang sambil salaman ngasih amplop uang ke Mbah Parno dan hatiku merasa puas.
Sampai dirumah kuceritakan oleh-oleh dari mbah tadi pada istriku.
Jangan su'udzan dulu mas belum tentu kebenarannya lhoh, bisa-bisa menimbulkan fitnah.
Tapi memang benar kok Dik, mbah Dukun itu kelihatannya meramal dengan tepat.
Nanti malam Jumat Toyol itu akan saya tangkap. Sambungku kemudian, sambil nyruput kopi panas buatan istriku.
Bisik kanan bisik kiri satu persatu tetangga mulai ku kasih tahu, banyak sebelumnya yang tidak yakin tetapi semua kuyakinkan kalau Toyol itu benar adanya dan malam Jumat nanti keluar pasti dari rumah Hasan.
Nada sumbang tentang si Hasan pemelihara toyol mulai ramai seantero kampung, disana sini sebagai bahan perbincangan.
Kamis sore pak Kepala Dusun ditemani dua orang tokoh kampung sengaja datang ke rumah, beliau berkeinginan juga membuktikan kebenaran cerita tentang Hasan.
Iya Pak, jawabku. Nanti setelah air kembang dari mbah Dukun ini saya siramkan, boleh kita sama-sama lihat apa yang terjadi tepat tengah malam nanti.
Jam ditangan menunjukan pukul 11.30 malam, saya juga Pak Kadus dan dua orang Tokoh Desa mulai tidak berkedip mengawasi rumah Hasan secara diam-diam. Suasana kampung sangatlah sunyi,sesekali terdengar suara anjing menggong menambah suasana semakin serem. Andai saja kami tidak berempat pasti aku tak tahan menahan rasa takut kesunyian malam.
Mana ya kok belum muncul....,Seorang berbisik lirih. Sabarlah dulu sebentar lagi mungkin....,Seorang yang lain menyambung.
Tengah malam telah lewat, jam menunjukan hampir jam satu tiba-tiba kami dikagetkan suara derit pintu rumah Hasan dibuka dari dalam.
Ditengah kegelapan, mata kami sama-sama lebih melotot agar jelas melihat apa yang terjadi. Detak jantung menjadi kencang manakala kami melihat Hasan membuka pintu keluar rumah, Ayo buruan keluar, terdengar meski lirih suara hasan memerintah sesuatu dari dalam..
Ealahhhhh kami semua terkejut!?!?!?
Lhoh Toyolnya mana??
Yang ikut keluar kok bukan Toyol ya,kok malah istrinya. Yang kemudian mengunci lagi pintu rumah dari luar. Menjinjing sesuatu yang tidak jelas terlihat dari mata kami berempat.
Kami saling berpandangan heran. Hasan dan istrinya berjalan membelah kegelapan malam, Saya dan juga yang lain yang memang sudah penasaran mencoba mengikuti mereka dari kejauhan.. Berhati-hati sekali agar tidak menimbulkan kecurigaan Hasan dan istrinya.
Kami dibuat keheranan yang kesekian kalinya, kok Hasannya menuju masjid ya mas Dika, Pak Kadus yang kelihatan paling heran mencoba bertanya.
Rupa rupanya selembar sajadah yang dibawa istrinya tadi.
Aneh sekali ini, pasti ini ritualnya diawali dari masjid. Jawab saya kemudian; Ini terlalu parah Pak, penistaan Agama namanya sambungku lagi.
Semua manggut-manggut seakan mengiyakan kalimat saya barusan.
Lima belas menit kami berempat menunggu yang terjadi kemudian, si Hasan nampak belum keluar dari dalam masjid. Sepakat kami memberanikan diri melihat lebih dekat lagi apa yang dilakukan mereka di dalam sana.
Dari balik jendela masjid kami sama-sama melongo melihat Hasan dan istrinya sepertinya lagi melafaskan bacaan Wirid selepas mereka menjalankan Shalat Tahajud.
Semenit kemudian Pak kadus dan lainnya pergi tanpa sepatah katapun, memang tidak ada sesuatu yang aneh yang dikerjakan Hasan dan istrinya di dalam Masjid Mereka terlihat begitu khusuk.
Istriku ternyata belum tidur,menantiku pulang dengan perasaan cemas.
Bagaimana Mas, terlihat Toyolnya? Istriku bertanya dengan nada serius.
Saya hanya menggeleng kepala.
Apa ya yang salah dengan syarat dari Mbah Parno kemarin itu ya kok Toyol Hasan tidak kelihatam muncul, gumanku kemudian.
Seminggu telah berlalu. kudapati istriku pulang belanja Menangis sesenggukan sambil mendekapku erat sekali.
Ada apa ini dik, saya mencoba menananyakan apa yang terjadi. Tangis Istriku semakin menjadi, dengan kalimat yang berat...
Mas, sepertinya aku tidak kerasan lagi tinggal di kampung ini..
semua orang menggunjing kita bahkan tadi Bu Kadus terang-terangan ngomong kalau kita itu memelihara toyol mas.
Dug,,,, mendengar itu jantungku seakan berhenti,lemas seakan otot ototku pada hilang.
Kok malah mereka sekarang jadi menuduh kita ya..
Campur baur berkecamuk perasaannku saat itu,
aku telah menuai sendiri akibat buruk dari Fitnah yang pernah ku tebarkan sendiri pada Hasan dan keluarga
Cerpen : Mas gacus
Gambar : www.pexels.com
0 Response to "Cerpen Kehidupan Kisah Nyata " TOYOL""
Post a Comment